Catatan Wisata dari Safari Beach Jateng

Di sela obrolan ringan, Mama Yaya, istriku, tetiba ingin mengajakku untuk melihat dolphin (lumba-lumba) bersama Nizam ketika hari libur. Aku bertanya, apakah ada lumba-lumba di daerah Sini (Pekalongan dan sekitarnya)?. “Ada, di Pantai Sigandu, Batang”. Jawabnya cepat. “Cuma sekitar satu jam dari Sini (Kajen, Pekalongan)”. Tambahnya. Seperti biasa, Mama selalu cepat saat mencari informasi yang diinginkan. Biasanya Mama cari lewat instagram. Aku sering menyebutnya aktifis instagram (maksudnya pengguna aktif instagram). Langsung Aku cek di Google Maps. Adanya Safari Beach Jateng. Ternyata itu yang dimaksud Mama.

Ternyata betul. Safari Beach Jateng memang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami di Gejlig, Kajen. Jaraknya sekitar 30 kilometer atau sekitar 47 menit jika ditempuh kendaraan motor roda dua dengan kondisi lalu lintas lancar. Namun, jarak segitu terasa cukup jauh untuk ditempuh bersama dengan anak kecil usia 1 tahunan, apalagi pakai motor (roda dua). Nizam belum pernah menempuh jarak sejauh itu naik motor bareng kami. Faktor tekanan udara (angin) dan cuaca ekstrem (panas/dingin) menjadi alasan kuat kenapa kami tidak ingin mengajak Nizam naik motor jarak jauh. Akhirnya aku berinisiatif untuk meminjam atau menyewa mobil. Artinya, aku menyutujui ajakan Mama untuk melihat dolphin bareng Nizam.

Singkat cerita, kami sudah dapat mobilnya. Pinjam mobil punya teman, Zakka, seorang kandidat doktor Studi Islam. Mobil Peugeot warna merah, entah seri berapa, yang jelas keluaran cukup lawas, tahun 2005, namun masih cukup nyaman dikendarai. Sopirnya? tentu saja bukan kandidat doktor. Masak sudah dipinjam mobilnya, suruh nyetir juga. Gak ada akhlak! Aku bilang ke dia, aku sudah minta tolong Pak Udin, tetangga rumah pas masih ngontrak dulu, untuk nyetir mobilnya. Jadilah kami berangkat ke Safari Beach Jateng pada Minggu pagi, 3 Maret lalu.

Baca juga :  Sebuah catatan ulang tahun ketiga pernikahan

Sebelumnya aku tak pernah tahu soal Safari Beach Jateng ini. Mungkin ada rekan atau siapa pernah share soal wisata ini, tapi aku tak terlalu kepo. Aku termasuk orang yang kurang suka jalan-jalan. Pikirku, jalan-jalan atau berwisata hanyalah milik orang-orang sibuk yang penat dengan rutinitas harian. Namun, duniaku sekarang berbeda. Sekarang aku ada keluarga kecil. Mereka juga butuh refreshing dengan jalan-jalan atau berwisata ketika libur tiba. Aku rasa memilih Safari Beach Jateng sebagai destinasi wisata adalah tepat, karena sudah mencakup 2 macam wisata sekaligus: wisata pantai dan wisata kebun binatang.

Di sela perjalanan, Aku ngobrol sama Bang Din (panggilan akrabku kepada Pak Udin). Bang Din bilang, dia sudah 2 kali ke Safari Beach Jateng, sekira dua dan tiga tahun yang lalu. Kunjungan pertama ketika dia membersamai anak pertamanya, Mas Abdan, ikut wisata edukasi bareng teman-teman dan guru TK-nya. Kunjungan kedua, dia mengajak keluarga dan tetangganya (satu keluarga).

Beberapa lembar kertas yang didapat setelah bayar tiket masuk (dok. pribadi)

Ketika tiba di lokasi, kami melewati 2 pos pembayaran. Pos pertama adalah pos area wisata (sebelum pintu masuk Safari Beach Jateng). Sepertinya itu adalah pos pembayaran tarif retribusi daerah. Ongkosnya Rp10.000/orang. Pos kedua adalah pintu masuk wisata. Tarifnya Rp50.000/orang saat weekday (Senin-Jumat) dan Rp60.000/orang saat weekend (Sabtu-Minggu). Karena saat itu Minggu, di pos kedua kami kena tarif Rp190.000 karena bertiga ditambah balita (Nizam). Bang Din heran. Dia dulu dia tidak bayar sebanyak itu. Dia hanya bayar tarif retribusi daerah saja dan sudah tidak bayar di pintu masuk lokasi wisata.

Baca juga :  Sebuah catatan ulang tahun ketiga pernikahan
pentas burung pemangsa
Pentas burung pemangsa (bird of prey) (dok. pribadi)

Aku sudah tidak memikirkan perubahan tarif masuk di Safari Beach Jateng ketika itu. Kami hanya ingin menikmati liburan. Setelah bayar, kami mendapatkan beberapa lembar kertas. Ada brosur jadwal pertunjukan satwa dan denah wisata, gelang pengunjung (bahan kertas), voucher diskon di Safari Green Food Court senilai Rp20.000/orang dan juga stiker. Gelang kertas kami pakai, dan kami langsung cek brosur. Jadwal pertunjukan dolphin ada 3 – 4 kali per hari, yakni pukul 11.00 WIB, 13.30 WIB, 15.00 WIB dan 16.00 WIB (tambahan saat weekend). Kami, terutama Mama, agak kecewa. Jadwal pertama pentas dolphin telah lewat, karena kami tiba di lokasi sekitar pukul 11.15 WIB. Maka kami putuskan untuk melihat pentas burung pemangsa (Bird of Prey) terlebih dahulu, yang dimulai pukul 11.30 WIB.

Suka artikel ini? Silakan Share.