Jangan remehkan kekuatan do’a

"Adakah kau menghinakan fungsi do'a
padahal kau tak mengerti pengaruhnya

Bencana tak terhindarkan kala datang
dan waktu yang pergi takkan pulang

Tuhan akan menahannya kala mau
namun tetap melepaskannya saat tertentu"

Dalam kitab al-Jami’ al-Shaghir hal. 156, tertulis sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh al-Hakim dan Tsauban bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

“Sesungguhnya do’a itu bisa menolak sebuah qadha’ (keputusan). Sedangkan kebajikan akan bisa menambahkan rejeki. Kemudian rejeki seorang hamba seringkali menyempit disebabkan dosa yang telah dilakukannya”.

Begitu besar fungsi dan otoritas sebuah doa, sehingga keputusan Allah seringkali harus dianulir sebab pengaruhnya. Bahkan aktivitas berdoa ini bergitu marak dilakukan oleh para nabi dan para salihin. Kita dapat menyimak, bagaimana Nabi Musa berdoa ketika dalam keadaan lapar setelah melarikan diri dari kejaran Fir’aun. Setelah berada di negeri Madyan, beliau memanjatkan doa : “Ya Tuhanku, sungguh aku sangat memerlukan suatu kebaikan (sedikit makanan) yang Engkau turunkan kepadaku” (Q.S. al-Qashash : 24).

Dan ternyata doa itu segera diperkenankan Allah dengan menggerakkan hati Nabi Syu’aib untuk memanggil dan memberi upah Nabi Musa yang telah meminumkan kawanan domba milik Nabi Syu’aib yang digembalakan oleh dua orang puterinya. Ketika Nabi Musa datang itulah, Nabi Syu’aib telah mempersiapkan hidangan sebagai bentuk penghormatan kepada tamunya.

Suka artikel ini? Silakan Share.